Sunday, January 28, 2007

Tertib jalan raya, pandangan lain

Hari sabtu kemarin banyak pengendara motor yang berdemo memprotes kebijakan kepolisian yang memberlakukan peraturan motor di jalur kiri. Dalam hati, akhirnya meledak juga perasaan itu yang tanpa banyak rapat dan basa basi, sekumpulan pengendara motor menyuarakan protesnya di kawasan thamrin-sudirman.

Entah apa tanggapan orang tentang itu, tapi jelaslah perasaan para pengendara motor itu yang terkena oleh peraturan itu ; "mengapa hanya motor? mengapa angkot dan bis yang berhenti sembarangan tidak ditertibkan sehingga tidak menghalangi jalur kami? mengapa kendaraan pribadi roda 4 tidak mendapat perhatian (baca : tilang)?"

Sebuah gejala yang berulang di negeri kita, pelanggaran-pelanggaran kecil yang dibiarkan akhirnya menjadi masalah yang besar seperti penyakit kulit yang menjamur dan akhirnya sulit untuk dibasmi. PKL yang dibiarkan berjualan ketika sudah banyak akhirnya diusir, tetapi mana tindakan ketika mereka masih berjumlah 1-2 ? Lalu mengapa ada retribusi bila memang yang mereka tempati salah?

Ketika motor sudah menjamur dan merajalela baik jumlah maupun tertib jalan rayanya, mengapa tidak dari awal ditertibkan? Jika jalur kiri untuk kendaraan lambat termasuk motor "dikosongkan" tentulah ceritanya tidak sama seperti sekarang.

Saya teringat kasihan kalau melihat tukang cat marka jalan, rasanya hasil kerja mereka percuma saja, garis pembatas jalan harus lurus dan di tengah-tengah jalan raya, hanya dapat terlihat pada hari minggu! Karena hari-hari kerja tertutup oleh kendaraan terutama roda 4 kan?

Ukuran lebar jalan raya (bukan jalan komplek perumahan) sudah berstandar sehingga baik mobil maupun motor ada jarak aman, motor bisa dengan aman menyalip tanpa perlu memepet mobil. Lain halnya bila mobil berjalan tanpa peduli garis pembatas dan inilah mengapa motor berjalan kanan kiri, bukan karena kecepatannya lebih dari mobil.

Tanpa menghakimi, sekali lagi, peraturan adalah peraturan (kalau ada UU nya), bersandar pada diri masing-masing, apakah kita juga sudah cukup tertib?

Dan ingatlah, tertib jalan raya itu sebuah sumber amal buat kita, karena begitu banyak yang terbantu dengan tertibnya kita di jalan raya. Hitung-hitung mengumpulkan pahala receh untuk menutupi dosa-dosa...

No comments: