Tuesday, January 16, 2007

mahkota ibunda

di tengah padang rumput yang menghijau seorang bunga berdiri tegak dengan mahkotanya yang indah dan wangi semerbak...

dia hanya tersenyum ketika sepasang lebah hinggap dan bercengkerama di atas mahkotanya, menari nari dan mencabik cabik kelopak mahkotanya, dia berkata, terimakasih wahai lebah...

walau sakit tapi si bunga tetap tersenyum, merasakan dirinya dan hidupnya...

ketika si bunga melihat sekuncup bunga yang tumbuh di dirinya, dia berkata sambil meneteskan air mata, wahai anakku yang baru lahir, aku akan menjagamu dari panas dengan daun daunku, aku akan melindungimu dari binatang dengan duriku, aku akan menghidupimu dengan memberimu air dari diriku...

ketika si anak mulai membuka mata dan kelopaknya, memandang kearah ibunda, sang ibu berdoa, engkau harus tumbuh cantik anakku, biarlah ibu menjadi tua dan kuning asalkan kau tumbuh dengan indah...

si anak hanya tersenyum tak mengerti pandangan sayang ibunya...

ketika musim berganti dan kemarau tiba, ketika mahkota ibunda mulai layu, si anak berkata, mengapa ibu tidak minum? masaku akan tiba anakku, kelak kau mengerti mengapa aku tidak minum, tapi engkau anakku harus minum, biarlah ibu begini...

aku tidak mau ibu meninggalkanku, aku ingin ibu tetap menjagaku, apapun akan aku lakukan supaya ibu tetap di sisiku...

wahai anakku, satu yang bisa kau lakukan untukku, hidupkan lah aku di dalam dirimu, dengan demikian aku akan tetap disampingmu dan menjagamu, kata ibunda sambil membelai anaknya dengan daunnya yang keriput...

ketika masa itu tiba, ibunda yang sudah tua tersenyum dan memandang anaknya yang beranjak dewasa dengan matanya yang rabun, mahkotanya yang telah tanggal dan layu, dan si anak dengan berlinang air mata berkata, ibu, minumlah air ini terakhir kalinya, aku akan ingat pesan ibu...

terimakasih anakku, jagalah selalu mahkotamu...dengan diiringi tiupan angin padang rumput, ibunda jatuh dan lepas dari sisi anaknya, terbaring di tanah yang kering, diiringi tetesan air mata si anak melepas kepergian ibunya...

terimakasih ibu, aku akan selalu ingat pesan ibu, aku akan menghidupkanmu dalam diriku, dan aku akan selalu menjaga mahkotaku...

sekian lama dan musim berganti, melewati masa kering dan sekarang hujan, si anak telah beranjak dewasa, mahkotanya yang indah dan mewangi selalu basah ditetesi air hujan, berdiri tegak di antara kumpulan bunga bunga lain yang bermekaran dengan cantik...

ibu, aku melewati musim karena ingat pesan ibu, aku menjaga mahkotaku karena ingat pesan ibu, mahkotaku adalah mahkotamu juga, warnaku adalah warna darimu, wangi semerbakku adalah wangi dirimu ibu, walau kau telah pergi tapi aku masih melihat dirimu dalam diriku, karena itu aku tetap menjaga diriku...

karena engkau masih hidup dalam diriku aku telah mengerti apa yang harus aku lakukan hingga saatku nanti, karena itu aku harus hidup dan tumbuh dengan indah untukmu...

dan ketika musim berganti, padang rumput mulai dihiasi lebah yang beterbangan, si anak yang telah tumbuh dewasa tersenyum, aku telah melewati masa ini, saatku sudah berganti, aku telah mengerti pesanmu ibunda...

si anakpun tersenyum ketika sepasang lebah hinggap dan menari nari di atas mahkotanya, bertaburan serbuk bunga dan cabikan mahkota, diiringi tetesan air mata si anak yang jatuh ke atas rumput, seolah bayangan ibunda muncul di atasnya...

terimakasih ibu, engkau telah menyambung hidupku, sekarang aku telah menjadi seorang ibu...

1 comment:

Anonymous said...

membaca seluruh blog, cukup bagus