Wednesday, November 01, 2006

Ambil kesempatan atau curi kesempatan?

Kejadian yang sering terjadi di jalan di ibukota di mana kendaraan roda empat yang akan berbelok memilih untuk tidak antri pada jalur yang terkena lampu merah, dan memilih untuk mengambil jalur sebelahnya yang lebih sedikit antriannya, bersama-sama dengan kendaraan lain yang akan jalan lurus. Lebih cepat memang dengan resiko di maki orang yang terhalang jalur lurusnya.
Ambil kesempatan atau curi kesempatan?
Tipis memang bedanya...loh kata siapa? Tebal sekali bedanya kok...
Dalam pelatihan-pelatihan marketing, atau dalam pelatihan-pelatihan MLM misalnya, banyak diuraikan dan dicontohkan bagaimana seseorang yang telah memiliki "jiwa" dapat menjual dengan menggunakan kesempatan yang sesaat, kecil, sekali seumur hidup. Bagaimana seseorang menjadi sukses dimulai karena dia menggunakan kesempatan yang ada dan menjalaninya dengan baik.
Lalu apa bedanya dengan mencuri kesempatan?
Pertama, secara harafiah pun sudah jelas, konotasi kata curi pun sudah tidak baik bagaimanapun halus mencurinya.
Kedua, mencuri kesempatan berarti mengambil hak yang semestinya tidak dimiliki kita sementara mengambil kesempatan, itu karena si kesempatan lewat dan berhenti sejenak di depan muka.
Lalu kapan kesempatan itu datang kalau tidak dicuri?
Well, bukan kreativitas mencuri seperti dalam film Ocean Eleven, tapi bagaimana kecerdasan kita digunakan untuk membuat kesempatan tanpa mengambil kesempatan orang lain...